WASPADA SERANGAN OPT HORTIKULTURA PADA MUSIM KEMARAU 2012 |
---|
01-02-2020
Pendahuluan
Dampak Perubahan iklim (DPI) pada tanaman hortikultura tidak hanya menyebabkan banjir pada musim hujan (MH) dan kekeringan pada musim kemarau (MK) melainkan perubahan musim tersebut juga memicu meningkatnya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman hortikultura, sehingga produksi dan mutu hasil rendah dan menimbulkan kerugian bagi petani. Untuk mengurangi DPI pada tanaman hortikultura diperlukan upaya antisipasi untuk penerapan langkah adaptasi, diantaranya melalui pemanfaatan informasi iklim yang tersedia, mengolah dan analisis data iklim, serta melaksanakan waktu dan pola tanam di kawasan hortikultura sesuai musim.
Menurut Prakiraan Musim Kemarau 2012 yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa Awal Musim Kemarau (MK) 2012 di 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia diprakirakan umumnya terjadi pada bulan Mei 2012 sebanyak 126 ZOM (36,8%) dan Juni 84 ZOM (24,3 %), dengan sifat hujan umumnya normal, yaitu meliputi Sumatera 47 ZOM (13,74 %), Jawa 99 ZOM (28,95 %), Bali 9 ZOM (2,63 %), NTB 8 ZOM (2,34 %), NTT 13 ZOM (3,80 %), Kalimantan 11 ZOM (3,22 %), Sulawesi 16 ZOM (N (4,68 %), Maluku dan Papua 8 ZOM (2,34 %). Rincian daerah hujan di masing-masing ZOM dapat dilihat pada Lampiran 1.
Musim kemarau akan memicu berkembangnya OPT pada tanaman hortikultura terutama serangan hama tanaman jenis serangga penusuk dan pengisap, seperti kutu kebul, kutu putih, kutu daun, trips, tungau, pengorok daun, virus Gemini/kuning, ulat bawang dan NSK pada kentang. Apabila tidak dilakukan antisipasi melalui pengelolaan usahatani sesuai GAP/SOP, maka serangan OPT hortikultura akan menimbulkan kerugian bagi petani, bahkan jika terjadi populasi OPT sangat tinggi (outbreak) tanaman bisa gagal panen. Dampak buruk akibat DPI ini tentu tidak diharapkan, karena selain melemahkan posisi petani melanjutkan kesinambungan usahataninya, juga mengurangi kepercayaan petani terhadap program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan keluarga tani.
Untuk efektifnya pengelolaan OPT di musim kemarau kami minta para pelaku usaha hortiku ltura di daerah lebih mencermati informasi Prakiraan MK 2012 yang disampaikan oleh BMKG di daerah masing-masing. Selain itu bersama ini kami sampaikan secara umum langkah pengelolaan OPT hortikultura di musim kemarau antara lain sebagai berikut, dan rincian pengelolaan OPT hortikultura di musim kemarau sebagaimanan tercantum pada Lampiran 2 a dan 2 b.
Demikian atas perhatian dan kerjasama Saudara kami menyampaikan terima kasih.