ARTIKEL
Kementan Fasilitasi Bantuan Dampak Perubahan Iklim di Jawa Tengah 167 Pembaca
21-04-2022

Pengaman produksi dan stok bangan pangan menjadi perhatian penuh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ditengah kondisi iklim yang tidak menentu saat ini. Mentan meminta kepada seluruh jajarannya agar meningkatkan upaya khusus berupa langkah adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.   Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto merespon penuh kebijakan ini melalui fasilitasi sarana dan prasarana dampak perubahan Iklim sebagai langkah mitigasi pengamanan produksi komoditas hortikultura strategis hadapi musim kemarau. "Kami sudah menyiapkan anggaran untuk bantuan Dampak Perubahan iklim dari pompa air sampai teknologi hemat air, sesuai kebutuhan wilayah setempat untuk antisipasi musim kemarau", terang Prihastyo.   Plh. Direktur Perlindungan Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari menambahkan, "tahun

Selanjutnya
Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Siapkan Langka Mitigasi GRK di Kampung Cabai Ramah Lingkungan 305 Pembaca
14-03-2022

Permasalahan dunia dan lingkungan kini menjadi instrumen paling penting bagi pembangunan berkelanjutan. Merujuk pada Indonesia sebagai bagian dari warga dunia, kini mulai mengubah arah ekonominya menjadi ekonomi hijau.   Dilain sisi, kebijakan Pemerintah yang kini lebih berorientasi menuju ekonomi hijau tidak terlepas dari terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20. Itulah sebabnya Presiden Jokowi memfokuskan mitigasi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian di Tanah Air.   Presiden Jokowi juga secara khusus telah mengintruksikan kepada Menteri Pertanian untuk mendorong produktivitas pertanian agar melampaui target nasional dan mengembangkan industri pertanian yang lebih maju dan berdaya saing.   Dalam berbagai pertem

Selanjutnya
Program Kampung Mangga Kementan Mampu Membantu Turunkan Gas Emisi Rumah Kaca 168 Pembaca
30-01-2022

Swadayaonline.com - Dalam mengembangkan program prioritas Kampung Hortikultura, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menerapkan pertanian yang ramah lingkungan. Saat ditemui di ruang kerjanya, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi tantangan pangan yang kian kompleks akibat dampak perubahan iklim. “Arahan dari Bapak Menteri Pertanian adalah kita harus melakukan tindakan terhadap dampak perubahan iklim yang berpotensi menimbulkan ancaman kekeringan dan krisis pangan global. Namun, kondisi ini juga dapat menjadi peluang karena banyak kegiatan pertanian yang mampu mengurangi emisi gas karbon,” ujar Prihasto.   Direktur Perlindungan H

Selanjutnya
Tata Kelola Dampak Perubahan Iklim untuk Pengembangan Hortikultura 302 Pembaca
08-08-2021

Terjadinya dampak perubahan iklim (global warming) di Indonesia tidak menyurutkan langkah Kementerian Pertanian untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian. Kurang lebih terdapat 267 juta penduduk Indonesia yang membutuhkan pangan setiap harinya, termasuk sayur dan buah. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan jajarannya untuk terus memberikan pendampingan kepada para petani dan petugas lapang. Kendati masih dalam nuasa PPKM, informasi iklim dalam penerapan budidaya hortikultura perlu terus dijalankan.   Menindaklanjuti arahan tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura melakukan bimbingan teknis bertemakan Penerapan Informasi Iklim untuk Mendorong Budidaya Hortikultura secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting dan YouTube.   Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Hortikultura

Selanjutnya
Terapkan Budidaya Hortikultura Ramah Lingkungan Bantul Siap Antisipasi Dampak Pemanasan Global 261 Pembaca
06-05-2021

Bantul, Hortiindonesia.comSalah satu strategi Kementan menggenjot produksi komoditas hortikultura yang sehat dan berdaya saing adalah implementasi program Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura (Gedor Horti). Salah satunya dengan melakukan langkah-langkah  tepat mengantasipasi dampak perubahan iklim. Pendekatan adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim, pengukuran konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) berupa pengukuran nitrogen oksida (N20) dan Carbon dioksida (CO2) dilakukan pada tanaman bawang merah di Kampung Sayuran Hortikultura.Di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul - Yogyakarta terdapat kurang lebih 140 hektare lahan bawang merah dengan potensi wilayah mencapai 600 hektare.  Kampung sayuran ini disinyalir sudah melakukan penerapan budidaya kawasan ramah lingkungan yang ditandai dengan penerapan dan pemanfaatan embung dan penggunaan teknologi hemat air berupa irigasi sprinkle.

Selanjutnya
Mengenal AWS Telemetri untuk Database Iklim Hortikultura 251 Pembaca
01-02-2020

PendahuluanDampak perubahan iklim (DPI)  dengan curah hujan ekstrim basah atau ekstrim rendah, kerap menimbulkan bencana banjir dan kekeringan serta serangan OPT pada tanaman hortikultura, sehingga mengancam kelangsungan produksi hortikultura dan kerugian bagi petani. Curah hujan tinggi dihampir sepanjang Tahun 2010 menyebabkan rendahnya produktivitas hortikultura hingga 15 – 30 %, akibatnya ekspor buah manggis dari NTB ke Negeri Cina tertunda dari harga cabai merah di pasaran melonjak tinggi hingga mencapai Rp 100 ribu/kg. Kejadian curah hujan ekstrim secara langsung mengganggu pertumbuhan tanaman dan secara tidak langsung menciptakan kelembaban yang disenangi organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tertentu sehingga memicu terjadinya serangan penyakit dari golongan cendawan, dimana kombinasi kedua penyebab tersebut telah menimbulkan kerugian besar bagi petani hortikultura.Namun sayang untuk mengetahui kehilangan hasi

Selanjutnya
Model Adaptasi dan Mitigasi DPI Dampak Perubahan iklim Dimusim Kemarau Pada 374 Pembaca
01-02-2020

PENDAHULUANPemanasan global menyebabkan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan terjadinya perubahan iklim, dimana kondisi beberapa unsur iklim cenderung berubah atau menyimpang dari dinamika dan kondisi rata-rata menuju ke arah tertentu. Perubahan iklim terjadi karena proses alam dan/atau akibat kegiatan manusia secara terus menerus yang mengubah komposisi atmosfir dan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Perubahan iklim telah terjadi dan dindikasikan akan terus terjadi apabila tidak dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi.. Kejadian iklim ekstrim makin kerap terjadi seperti fenomena banjir dan kekeringan, perubahan pola curah hujan, serta fluktuasi suhu dan kelembaban udara, yang secara langsung atau tidak langsung telah membawa kerugian pada sektor pertanian termasuk hortikultura, terutama tanaman semusim yang sangat rentan, yang dapat berujung pada gagal panen dan ber

Selanjutnya
Dampak Banjir di Brebes bulan Februari 2018 181 Pembaca
01-02-2020

Brebes (6/2) – Banjir yang melanda pada bulan Februari 2018 berdampak mendalam pada petani bawang merah di Brebes. Lima kecamatan dikepung genangan air yang bersumber dari beberapa aliran sungai sejak 12 Februari 2018 lalu. Berdasarkan keterangan beberapa petani di lokasi menyebutkan, dampak genangan air menyebabkan puso bawang merah seluas 270 ha di Kecamatan Wanasari, 175 ha di Kecamatan Jatibarang, 175 ha di Kecamatan Jatibarang, 40 ha di Kecamatan Brebes, 210 ha di Kecamatan Songgom dan 210 ha di Kecamatan Losari.Banjir di Kecamatan Wanasari terjadi selama 3 hari sejak  12 Februari 2018 akibat jebolnya tanggul Sungai Pemali di Desa Glonggong dan Dukuh Cecek – Jagalampeni. Tanaman yang mengalami puso meliputi Desa Jagalempeni, Glonggong, Cisalam, Lengkong, Sidamulya, Wanasari, Siasem, Pebatang dan Pesantunan.“Ada yang baru tanam kemarin lalu (terkena) banjir. Ada yang sudah 30 hari. Kalau saya ngitungnya semua bawang

Selanjutnya
Pompa Air, Sarana Penanganan Kekeringan dan Banjir Petani Sayuran Kab Banyu 182 Pembaca
31-01-2020

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No : 45/Kpts/PD.200/1/2015 telah menetapkan kawasan tanaman hortikultura di Sumatera Selatan, diantaranya Kabupaten Banyuasin untuk kawasan cabai dan bawang merah.  Karakteristik lahan pertanaman sayuran kabupaten Banyuasin provinsi Sumatera Selatan adalah lahan rawa lebak. Lahan rawa lebak termasuk dalam lahan potensial dan prospektif untuk pengembangan produk pertanian di masa depan.Kecamatan Banyuasin I merupakan sentra hortikultura antara lain cabai lokal/cabai banyuasin dan sayuran daun (sawi hijau, pokcoy, terong, kacang panjang). Keunggulan cabai lokal Banyuasin adalah ketahanannya terhadap serangan penyakit antraknosa.  Memasuki musim kemarau bulan Juli dan Agustus 2019 harga cabai di produsen / petani berkisar antara Rp. 50.000 – Rp. 60.000 per kg, hal ini karena   ketersediaan air   di musim kemarau terbatas dan banyak lahan yg tdk ditanami cabai.   P

Selanjutnya
Hadapi Kekeringan, Petani Muda Jambi Manfaatkan Limbah Sawit 269 Pembaca
28-01-2020

Musim kemarau yang belum berakhir dan ketersediaan air yang minim menjadi kendala bagi petani hortikultura. Tanah yang kering membutuhkan frekuensi penyiraman yang lebih sering agar tanaman tidak mati. Salah satu petani di Kecamatan Sungai Gelam-Jambi, Forastera Simbolon, memanfaatkan jangkos atau janjangan kosong sawit sebagai pupuk dasar di lahan yang dikelolanya. Jangkos adalah limbah yang dihasilkan dari peng

Selanjutnya