ARTIKEL
Potensi Tanaman Bitung sebagai bahan Pestisida Nabati Potensial pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan 50 Pembaca
08-08-2022

Beberapa tindakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat digunakan pada komoditas hortikultura  antara lain dengan cara kultur teknis (rotasi tanaman, sanitasi), penggunaan varietas tahan, pengendalian hayati dengan memanfaatkan predator dan parasitoid, pengendalian dengan menggunakan pestisida nabati dari ekstrak tumbuhan serta pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida sintetik. Budidaya hortikultura secara organik dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada berupa agens hayati dan pestisida nabati serta pengunaan pupuk organik diharapkan dapat menekan populasi dan intensitas serangan OPT pada komoditas hortikultura. Meningkatnya kesejahteraan akan  meningkatkan  pula kebutuhan makanan baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah makanan yang berkualitas, sehat dan aman dikonsumsi, terhindar dari pencemaran bahan kimia beracun seperti pestisida kimia. Untuk menghasilk

Selanjutnya
Penggunaan Fungisida yang tepat dalam mengendalikan penyakit tanaman 41 Pembaca
18-07-2022

Permasalahan kehilangan hasil pada komoditas hortikultura diantaranya dapat diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan (OPT), seperti patogen penyebab penyakit tanaman. Salah satu cara yang dilakukan petani untuk mengendalikan  penyakit tanaman dengan menggunakan fungisida kimia. Senyawa kimia yang terkandung dalam fungisida untuk  mengendalikan setiap patogen berbeda – beda, bahkan dalam satu jenis bahan kimia mekanismenya pun berbeda. Masih banyak petani  yang menganggap bahwa semua OPT adalah hama, sehingga sering terjadi petani hanya mengaplikasikan insektisida untuk semua jenis OPT.   Mengenali OPT yang menjadi target pengendalian Setelah petani mengetahui bahwa permasalahan OPT pada lahan pertanamannya adalah penyakit, maka langkah berikutnya adalah memelajari jenis patogennya (jamur, bakteri, vi

Selanjutnya
Pestisida Nabati sebagai Alternatif Bahan Pengendali OPT Hortikultura Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan 175 Pembaca
08-07-2022

Penggunaan pestisida sintetik/kimia oleh petani merupakan salah satu metode pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang memberikan hasil pengendalian dengan kelebihan dapat  dilihat dengan segera pengaruhnya dalam mengendalikan penyakit tanaman. Namun, berdasarkan pengalaman di lapangan, selain kelebihan pestisida sintetik tersebut, berbagai masalah dipastikan akan timbul, diantaranya kontaminasi terhadap produk pertanian, tanah dan air, terjadinya resistensi pada target patogen sasaran, dan menimbulkan dampak negatif terhadap  kesehatan petani. Paparan pestisida dalam jangka panjang akan mengganggu kesehatan organ mata, kulit, pernafasan, jantung, pencernaan, dan sistem syaraf. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan kegagalan manajemen melalui resurjensi hama dan permasalahan hama sekunder seperti peningkatan resistensi. Keberadaan hama pada tan

Selanjutnya
Evaluasi Efektivitas Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman 156 Pembaca
28-04-2022

Pestisida nabati adalah senyawa alami yang diolah atau diekstrak dari bagian-bagian tumbuhan seperti daun, biji, buah, batang, umbi, atau akar yang bersifat toksik bagi OPT tanaman. Pestisida jenis ini umumnya dapat dibuat dalam skala kecil atau rumahan (homemade) sehingga sering menjadi alternatif murah bagi petani tradisional untuk mengendalikan serangan OPT di lahannya. Efektivitas dari pestisida nabati yang diproduksi sendiri oleh petani tradisional sering kali berbasis kepercayaan dan testimoni. Beberapa studi evaluasi secara empiris terkait bahan aktif dari pestisida nabati memberikan hasil uji yang variatif tergantung pada jenis bahan aktif, konsentrasi bahan aktif, preparasi atau pengolahan menjadi pestisida nabati, cara pengujian, dan situasi di lapangan.1 Secara global, ada lebih 2.500 spesies tanaman dari 235 famili yang dilaporkan dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.1 Beberapa molekul bioaktif

Selanjutnya
UPT Perlindungan TPH Kalimantan Barat Adakan Bimbingan Pembuatan Pestisida Nabati 160 Pembaca
17-03-2022

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat melalui UPT Perlindungan TPH Kalbar mendukung peran perempuan untuk ikut andil dalam menghadirkan ketahanan pangan keluarga melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Dan sebagai bentuk salah satu dukungan terhadap kegiatan tersebut, Senin, 14 Maret 2022 UPT Perlindungan TPH Kalbar memberikan bimbingan dan pelatihan pengendalian OPT Hortikultura ramah lingkungan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Usaha Tani II, Desa Sungai Nipah, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah. Pada kegiatan ini para ibu-ibu anggota kelompok wanita tani diajarkan bagaimana membuat pestisida nabati yang dapat mengendalikan OPT yang kerap menyerang tanaman sayuran.Pestisida nabati adalah salah satu alternatif pengendalian OPT yang aman digunakan. Proses pembuatannya pun tidak sulit serta dibuat dengan menggunakan bahan baku y

Selanjutnya
Mulsa pada Tanaman Semangka Tanpa Biji (Citrullus vulgaris) 1099 Pembaca
01-02-2020

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura dari famili Cucurbitaceae (labu-labuan) yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, terutama jenis semangka tanpa biji. Untuk itu, budidaya semangka tanpa biji dapat dijadikan salah satu alternatif sumber pendapatan di samping tanaman hortikultura lainnya. Budidaya tanaman semangka tanpa biji di Indonesia masih terbatas untuk memenuhi pasaran dalam  negeri. Padahal terbuka peluang yang sangat luas bahwa semangka dapat diekspor ke luar negeri, sebab kondisi alam Indonesia sesungguhnya lebih menguntungkan daripada kondisi alam negara produsen lain di pasaran Internasional. Permintaan pasar dunia akan semangka mencapai 169.746 ton. Sampai saat ini Indonesia mendapat peluang ekspor semangka cukup besar yaitu 1.000 ton per tahun (Ashari, 1995).

Selanjutnya
Memasyarakatkan Pengembangan Pestisida Nabati Sebagai Alternatif Pengendali 382 Pembaca
01-02-2020

Dalam pengendalian biologi, penelitian dan kajian mengenai agens hayati (virus, bakteri, cendawan dan serangga) dan biopestisida telah banyak dilakukan. Namun demikian, agens hayati dan biopestisida sebagai salah satu alternatif sarana pengendalian OPT pada tanaman hortikultura masih dirasakan kurang/belum secara optimal dalam penerapannya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan petugas perlindungan dan petani dalam usaha  pengembangan dan pemanfaatannya, serta kurangnya sarana prasarana untuk eksplorasi, identifikasi, maupun pengawasan mutu agens hayati.Pengendalian biologi lebih menekankan pada usaha perlindungan tanaman yang memanfaatkan musuh alami daripada penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak bijaksana dapat mendorong terjadinya resistensi, resurjensi, serangga hama sasaran, terbunuhnya musuh alami dan residu pestisida yang mungkin melebihi batas maksimum yang ditetapkan, se

Selanjutnya
Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Tanaman Kunyit (Curcuma domestica) 2698 Pembaca
31-01-2020

Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Tanaman Kunyit (Curcuma domestica)Ekstrak KunyitBahan dan Alat : 20 gram parutan rimpang kunyit, 200 ml urine sapi, 2-3 liter air, 8-12 ml diterjen dan Ember (alat/tempat)Cara Pembuatan :Rendam parutan kunyit dalam urine sapi kurang lebih (24 jam) lalu SaringCara Penggunaan :Tambahkan 2 – 3 liter air. Tambahkan diterjen, kemudian aduk hingga rata. Semprot ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hariOPT Sasaran :Kutudaun, ulat tanah, ulat jengkal, belalang, tungau, penggerek batang Embun tepung(sumber : Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Balai Penelitian Tanaman Sayuran)

Selanjutnya
Lima Kelompok Pengendali Hayati atau Bio Pestisida Alami 382 Pembaca
29-01-2020

Kelompok tumbuhan insektisida nabati, adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan pestisida pengendali hama insekta. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: piretrium, aglaia, babadotan, bengkuang, jaringau, sirsak, saga, srikaya,  sereh, Kelompok tumbuhan antraktan atau pemikat, adalah tumbuhan yang menghasilkan suatu bahan kimia yang menyerupai sex pheromon pada serangga betina. Bahan kimia tersebut akan menarik serangga jantan, khususnya hama lalat buah dari jenis Bactrocera dorsalis. Contoh tumbuhan dari kelompok ini adalah: daun wangi dan selasih.

Selanjutnya