ARTIKEL
Pestisida Nabati sebagai Alternatif Bahan Pengendali OPT Hortikultura Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan 175 Pembaca
08-07-2022

Penggunaan pestisida sintetik/kimia oleh petani merupakan salah satu metode pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang memberikan hasil pengendalian dengan kelebihan dapat  dilihat dengan segera pengaruhnya dalam mengendalikan penyakit tanaman. Namun, berdasarkan pengalaman di lapangan, selain kelebihan pestisida sintetik tersebut, berbagai masalah dipastikan akan timbul, diantaranya kontaminasi terhadap produk pertanian, tanah dan air, terjadinya resistensi pada target patogen sasaran, dan menimbulkan dampak negatif terhadap  kesehatan petani. Paparan pestisida dalam jangka panjang akan mengganggu kesehatan organ mata, kulit, pernafasan, jantung, pencernaan, dan sistem syaraf. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan kegagalan manajemen melalui resurjensi hama dan permasalahan hama sekunder seperti peningkatan resistensi. Keberadaan hama pada tan

Selanjutnya
Perubahan Iklim dan Pengaruhnya terhadap Serangan OPT pada Tanaman Hortikultura 88 Pembaca
29-06-2022

Aktivitas manusia mengubah konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Sejak tahun 2000-an, konsentrasi CO2 di atmosfer telah meningkat secara signifikan daripada beberapa dekade sebelumnya. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada konsentrasi CH4, N2O, dan gas rumah kaca lainnya.1 Perubahan iklim adalah salah satu permasalahan global bagi sektor pertanian. Peningkatan suhu muka bumi dan karbondioksida (CO2) berpengaruh besar terhadap produksi tanaman budidaya. Konsekuensi dari perubahan iklim adalah munculnya varian OPT baru, perubahan praktik budidaya tanaman akibat peningkatan peristiwa kekeringan atau kebanjiran yang mengancam produksi tanaman.4 Perubahan iklim dikhawatirkan menyebabkan populasi serangga hama menjadi tidak stabil, yang berujung pada ledakan populasi di sejumlah wilayah, dan penurunan populasi di wilayah lain. Respon agroekosistem terhadap

Selanjutnya
SOLARISASI TANAH: Metode Pengendalian OPT Non-Kimiawi yang Efektif dan Bebas Residu 255 Pembaca
20-05-2022

Solarisasi tanah merupakan metode pengendalian OPT dengan memanfaatkan lembaran plastik polietilen (PE) transparan dan panas matahari untuk menekan populasi mikrobia patogen dalam tanah. Metode ini menjadi salah satu langkah efektif dalam manajemen pengelolaan terpadu hama penyakit tanaman secara non-kimiawi dan dapat dikombinasikan dengan langkah-langkah pengendalian lainnya. Solarisasi tanah termasuk ke dalam pengendalian OPT secara pre-emptif untuk memutus siklus hidup mikrobia patogen sehingga populasi dan potensi serangannya pada tanaman dapat terkontrol di bawah ambang batas ekonomi.1   Keuntungan solarisasi tanah, metode ini bersifat aman bagi petani, tanaman utama, dan organisme non-target lainnya karena tidak menggunakan bahan kimiawi berbahaya. Metode ini juga mudah diadopsi oleh petani karena tidak membutuhkan keterampilan khusus.1 Solarisasi tanah juga s

Selanjutnya
Evaluasi Efektivitas Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman 156 Pembaca
28-04-2022

Pestisida nabati adalah senyawa alami yang diolah atau diekstrak dari bagian-bagian tumbuhan seperti daun, biji, buah, batang, umbi, atau akar yang bersifat toksik bagi OPT tanaman. Pestisida jenis ini umumnya dapat dibuat dalam skala kecil atau rumahan (homemade) sehingga sering menjadi alternatif murah bagi petani tradisional untuk mengendalikan serangan OPT di lahannya. Efektivitas dari pestisida nabati yang diproduksi sendiri oleh petani tradisional sering kali berbasis kepercayaan dan testimoni. Beberapa studi evaluasi secara empiris terkait bahan aktif dari pestisida nabati memberikan hasil uji yang variatif tergantung pada jenis bahan aktif, konsentrasi bahan aktif, preparasi atau pengolahan menjadi pestisida nabati, cara pengujian, dan situasi di lapangan.1 Secara global, ada lebih 2.500 spesies tanaman dari 235 famili yang dilaporkan dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati.1 Beberapa molekul bioaktif

Selanjutnya
Kementan Fasilitasi Bantuan Dampak Perubahan Iklim di Jawa Tengah 167 Pembaca
21-04-2022

Pengaman produksi dan stok bangan pangan menjadi perhatian penuh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, ditengah kondisi iklim yang tidak menentu saat ini. Mentan meminta kepada seluruh jajarannya agar meningkatkan upaya khusus berupa langkah adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.   Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto merespon penuh kebijakan ini melalui fasilitasi sarana dan prasarana dampak perubahan Iklim sebagai langkah mitigasi pengamanan produksi komoditas hortikultura strategis hadapi musim kemarau. "Kami sudah menyiapkan anggaran untuk bantuan Dampak Perubahan iklim dari pompa air sampai teknologi hemat air, sesuai kebutuhan wilayah setempat untuk antisipasi musim kemarau", terang Prihastyo.   Plh. Direktur Perlindungan Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari menambahkan, "tahun

Selanjutnya
Mekanisme Biologis dalam Strategi Budidaya Tumpang Sari untuk Menekan Penyakit Tular Tanah 100 Pembaca
30-03-2022

Tumpang sari adalah teknik budidaya secara polikultur dengan mengkombinasikan dua atau lebih jenis tanaman pada satu area lahan dan waktu yang sama. Budidaya secara tumpang sari sudah lama dipraktikkan oleh petani hortikultura di Indonesia sebagai alternatif dari budidaya monokultur. Teknik budidaya secara monokultur umumnya lebih mudah dalam hal perawatan dan pengaturan kebutuhan nutrisi tanaman, tapi sangat rentan terhadap serangan OPT dan anomali cuaca. Di sisi lain, teknik budidaya secara tumpang sari dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan OPT, menaikkan hasil panen, serta mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida. Contohnya tumpang sari antara cabai dengan jagung terbukti dapat menekan serangan Phytophthora capsici. Cendawan Phytophthora adalah salah satu patogen tular tanah yang sulit dikendalikan karena memiliki kisaran inang (host) yang luas dan kemampuan untuk bertahan di tanah dalam peri

Selanjutnya
UPT Perlindungan TPH Kalimantan Barat Adakan Bimbingan Pembuatan Pestisida Nabati 160 Pembaca
17-03-2022

Dinas Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat melalui UPT Perlindungan TPH Kalbar mendukung peran perempuan untuk ikut andil dalam menghadirkan ketahanan pangan keluarga melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Dan sebagai bentuk salah satu dukungan terhadap kegiatan tersebut, Senin, 14 Maret 2022 UPT Perlindungan TPH Kalbar memberikan bimbingan dan pelatihan pengendalian OPT Hortikultura ramah lingkungan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Usaha Tani II, Desa Sungai Nipah, Kecamatan Jongkat, Kabupaten Mempawah. Pada kegiatan ini para ibu-ibu anggota kelompok wanita tani diajarkan bagaimana membuat pestisida nabati yang dapat mengendalikan OPT yang kerap menyerang tanaman sayuran.Pestisida nabati adalah salah satu alternatif pengendalian OPT yang aman digunakan. Proses pembuatannya pun tidak sulit serta dibuat dengan menggunakan bahan baku y

Selanjutnya
Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Siapkan Langka Mitigasi GRK di Kampung Cabai Ramah Lingkungan 305 Pembaca
14-03-2022

Permasalahan dunia dan lingkungan kini menjadi instrumen paling penting bagi pembangunan berkelanjutan. Merujuk pada Indonesia sebagai bagian dari warga dunia, kini mulai mengubah arah ekonominya menjadi ekonomi hijau.   Dilain sisi, kebijakan Pemerintah yang kini lebih berorientasi menuju ekonomi hijau tidak terlepas dari terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20. Itulah sebabnya Presiden Jokowi memfokuskan mitigasi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian di Tanah Air.   Presiden Jokowi juga secara khusus telah mengintruksikan kepada Menteri Pertanian untuk mendorong produktivitas pertanian agar melampaui target nasional dan mengembangkan industri pertanian yang lebih maju dan berdaya saing.   Dalam berbagai pertem

Selanjutnya
Program Kampung Mangga Kementan Mampu Membantu Turunkan Gas Emisi Rumah Kaca 168 Pembaca
30-01-2022

Swadayaonline.com - Dalam mengembangkan program prioritas Kampung Hortikultura, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menerapkan pertanian yang ramah lingkungan. Saat ditemui di ruang kerjanya, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi tantangan pangan yang kian kompleks akibat dampak perubahan iklim. “Arahan dari Bapak Menteri Pertanian adalah kita harus melakukan tindakan terhadap dampak perubahan iklim yang berpotensi menimbulkan ancaman kekeringan dan krisis pangan global. Namun, kondisi ini juga dapat menjadi peluang karena banyak kegiatan pertanian yang mampu mengurangi emisi gas karbon,” ujar Prihasto.   Direktur Perlindungan H

Selanjutnya
Terimakasih atas Pengabdian dan Dedikasinya kepada Ibu Dr. Inti Pertiwi Nashwari, SP, M.Si sebagai Direktur Perlindungan Hortikultura 140 Pembaca
27-01-2022

Terimakasih atas Pengabdian dan Dedikasinya kepada Ibu Dr. Inti Pertiwi Nashwari, SP, M.Si sebagai Direktur Perlindungan Hortikultura Periode Maret 2021-Januari 2022

Selanjutnya