ULAT BAWANG |
---|
Ulat Bawang : Spodoptera exigua Hbn.
Nama umum : Spodoptera exigua (Hübner)
Klasifikasi : Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Subfamili : Amphipyrinae
(Sumber gambar : CABI)
Morfologi/Bioekologi
Rentangan sayap ngengat panjangnya antara 25 – 30 mm. Sayap depan berwarna coklat tua dengan garis-garis yang kurang tegas dan terdapat pula bintik-bintik hitam. Sayap belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam. Ngengat betina mulai bertelur pada umur 2 – 10 hari.
Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang, diletakkan oleh induknya dalam bentuk kelompok pada permukaan daun atau batang dan tertutup oleh bulu-bulu atau sisik dari induknya. Tiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor ngengat betina sekitar 500 – 600 butir. Setelah 2 hari telur menetas menjadi larva.
Larva atau ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada punggungnya. Ulat tua mempunyai beberapa variasi warna, yaitu hijau, coklat muda dan hitam kecoklatan. Ulat yang hidup di dataran tinggi umumnya berwarna coklat.
Stadium ulat terdiri dari 5 instar. Instar pertama panjangnya sekitar 1,2 – 1,5 mm, instar kedua sampai instar terakhir antara 1,5 – 19 mm. Setelah instar terakhir ulat merayap atau menjatuhkan diri ke tanah untuk berkepompong. Ulat lebih aktif pada malam hari. Stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari.
Pupa berwarna coklat muda dengan panjang 9 – 11 mm, tanpa rumah pupa. Pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman + 1 cm, dan sering dijumpai juga pada pangkal batang, terlindung di bawah daun kering, atau di bawah partikel tanah. Pupa memerlukan waktu 5 hari untuk berkembang menjadi ngengat.
Hama ulat bawang tersebut menyebar di daerah sentra produksi bawang merah di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Irian.
Gejala serangan
Bagian tanaman yang terserang terutama daunnya, baik daun pada tanaman yang masih muda ataupun yang sudah tua.
Setelah menetas dari telur, ulat muda segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang, akibatnya ujung daun nampak berlubang/ terpotong. Ulat akan menggerek permukaan bagian dalam daun, sedang epidermis luar ditinggalkannya. Akibat serangan tersebut daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih, akhirnya daun menjadi terkulai.
Tanaman inang lain
Jenis bawang daun (Allium fistolosum), kucai (A. odorum), cabai, kapas dan tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah, Crotalaria, dan kedelai.
Cara pengendalian
Pengendalian secara bercocok tanam, meliputi pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman, tanam serentak, tumpang sari atau monokultur, penggunaan benih unggul bermutu dan sehat, sanitasi/pengendalian gulma di sekitar pertanaman dan saluran, pengolahan tanah yang sempurna, pengelolaan air yang baik, pengaturan jarak tanam, penanaman tanaman perangkap.
Pengendalian mekanis, dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur dan ulat bawang lalu dibutit (dimasukkan kantong plastic dan diikat) dan dimusnahkan.
Pengendalian fisik, dilakukan antara lain dengan memasang lampu perangkap.
Pemanfaatan agens hayati, dengan menggunakan virus Se-NPV (Spodoptera exigua-Nuclear polyhedrosis Virus) dan parasit Apenteles sp.
Pengendalian kimia. Apabila hasil pengamatan telah mencapai atau melampui 1 kelompok telur/10 rumpun contoh atau 5 % daun terserang/rumpun contoh (pada musim kemarau) atau 3 kelompok telur/10 rumpun contoh atau 10 % daun terserang/rumpun contoh (pada musim penghujan) dapat diaplikasi dengan insektisida yang diizinkan.oleh Menteri Pertanian.