FUSARIUM

Penyakit layu fusarium Fusarium oxysporum f. sp. melongenae Schlecht.
Morfologi dan daur penyakit

901111-12_01022020_1580560470_r3

Gambar : Gejala layu Fusarium di lapang (terlihat penguningan tajuk) dan Warna coklat pada pembuluh akibat serangan Fusarium

Cendawan ini mempunyai 3 alat reproduksi yaitu mikrokonidia (terdiri dari 1 sel), makrokonidia (2 - 6 septa) dan klamidospora (merupakan pembengkakan pada hifa). Stadium terakhir merupakan stadium yang tahan pada segala cuaca dan cendawan ini merupakan patogen tular tanah. Penyebaran dapat terjadi oleh angin berupa tanah terinfeksi dan dapat juga terbawa melalui pengairan. Layu total dapat terjadi antara 2 - 3 minggu setelah terinfeksi. Penyakit ini jarang terjadi pada tanah yang kering atau sistem perairan yang cukup baik.

Gejala serangan

Tanaman yang terserang menjadi layu, mulai dari daun bagian bawah dan anak tulang daun menguning. Bila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam 2 atau 3 hari setelah infeksi. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Tempat luka infeksi tertutup hifa yang berwarna putih seperti kapas. Apabila serangan terjadi pada saat pertumbuhan sudah maksimum maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada batang, maka buah kecil akan gugur. Penyebaran penyakit (spora) melalui angin dan air pengairan. Penyakit ini jarang terjadi pada tanah yang kering atau yang pengairannya baik.

Di Indonesia penyakit menyebar antara lain di Jawa Barat, DI. Yogyakarta dan Jawa Timur.

Tanaman inang lain

Kacang panjang, kentang, kubis dan ketimun.

Cara pengendalian

Pengendalian secara bercocok tanam, meliputi pergiliran tanaman, pengaturan drainase, penanaman varietas tahan, penanaman benih sehat.
Pengendalian biologi, dengan menggunakan agens hayati antara lain Gliocladium sp., dan Trichoderma sp.
Pengendalian kimiawi, dengan menggunakan fusngisida yang efektif yang telah diizinkan oleh Menteri Pertanian.