BUSUK HITAM |
---|
Busuk Hitam (Black Rot) : Xanthomonas campestris pv. campestris
(Pammel) Dowson.
Nama umum : Xanthomonas campestris pv.
campestris (Pammel 1895) Dowson 1939
Klasifikasi : Kingdom : Proteobacteria
Kelas : Zymobacteria
Ordo : Xanthomonadales
Famili : Xanthomonadaceae
Sumber gambar : CABI
Morfologi dan daur penyakit
X. campestris pv. campestris tergolong bakteri yang bersel tunggal, berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan bersifat Gram negatif. Bakteri berukuran (0,3 - 0,5) x (7 - 2,0) mikron, bergerak aktif dengan menggunakan flagelum tunggal polar.
Penyakit busuk hitam umumnya berjangkit pada kondisi lingkungan dengan kelembaban tinggi dan suhu optimal 30 - 320C.
Bakteri busuk hitam dapat menyebar melalui benih, tanah yang terpecik air hujan, melalui penyiraman atau melalui angin. Bakteri tersebut menginfeksi daun melalui pori-pori air (hidatoda) atau melalui luka.
Bakteri busuk hitam mempunyai daerah sebaran luas dan dijumpai hampir di seluruh pertanaman kubis.
Di Indonesia penyakit ini dilaporkan terdapat di DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Irian Jaya.
Gejala serangan
Gejala khas pada tanaman kubis dewasa yaitu adanya bercak kuning yang berbentuk huruf V di sepanjang pinggir daun mengarah ke tengah daun. Penyaluran air yang melewati bagian yang bergejala terhambat sehingga tulang daun menjadi busuk dan berwarna hitam. Pada serangan berat seluruh daun menguning dan rontok sebelum waktunya.
Gejala penyakit busuk hitam juga dapat dijumpai di pesemaian. Daun-daun kubis yang terserang terdapat bintik-bintik hitam dan dalam waktu singkat tanaman mati secara serentak. Infeksi bakteri busuk hitam juga dapat menyebar selama kubis dalam penyimpanan atau pengangkutan (pasca panen). Infeksi patogen tersebut biasanya diikuti oleh infeksi lainnya misalnya oleh bakteri busuk lunak (Erwinia carotovora).
Bakteri busuk hitam dapat bertahan dalam benih, tanah dan sisa-sisa tanaman sakit sehingga patogen ini dapat menimbulkan kerusakan dari pesemaian sampai pasca panen.
Tanaman inang lain
Kubis bunga, radish, kailan, caisin, petsai, dan sawi hijau.
Cara pengendalian
Pengendalian secara bercocok tanam antara lain meliputi pola tanam, waktu tanaman, penggunaan bibit sehat, pengelolaan air.
Perlakuan benih dengan cara merendam benih dalam air hangat bersuhu 52 oC selama 20 menit atau 50 oC selama 30 menit.
Eradikasi selektif terhadap tanaman terserang kemudian memusnahkannya
Dalam pemanenan kubis diikutsertakan daun hijau untuk melindungi krop. Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati, agar tidak terjadi luka