FUSARIUM

Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)
(Schlecht.) f. sp. lycopersici (sacc.). Snyd.et Hans.

901111-12_02022020_1580641131_a3901111-12_02022020_1580641202_a4

Morfologi / Daur Penyakit

Cendawan mempunyai 3 alat reproduksi, yaitu mikrokonidia (terdiri dari 1 sel), makrokonidia (2 – 6 septa), dan klamidospora (merupakan pembengkakan pada hifa). Stadium terakhir merupakan stadium yang tahan pada segala cuaca.
Cendawan menginfeksi akar terutama melalui luka, menetap dan berkembang di berkas pembuluh. Setelah jaringan pembuluh mati dan keadaan udara lembab, cendawan membentuk spora yang berwarna putih keunguan pada akar yang terinfeksi. Patogen ini merupakan patogen tular tanah. Penyebaran dapat terjadi melalui angin, air pengairan dan alat pertanian. Layu total dapat terjadi antara 2 – 3 minggu setelah terinfeksi.
Gambar : Gejala awal tulang-tulang daun sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu.
Gejala tomat yang terserang layu fusarium (fusarium oxysporum)

Gejala Serangan

Tanaman biasanya layu mulai dari daun bagian bawah dan anak tulang daun menguning. Bila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam 2 – 3 hari setelah infeksi. Jika tanaman sakit dipotong dekat pangkal batang akan terlihat gejala cincin coklat dari berkas pembuluh. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. (Gambar 11.) Tempat luka infeksi tertutup hifa yang berwarna putih seperti kapas.
Pada tanaman muda, penyakit dapat menyebabkan tanaman mati secara mendadak, karena kanker yang melingkar pada pangkal batang. Bila serangan terjadi pada saat pertumbuhan tanaman sudah maksimum, maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada batang, maka buah kecil akan gugur.

Tanaman Inang

Selain pada tomat, layu Fusarium antara lain dapat menyerang kacang panjang, kentang, kubis dan ketimun.

Pengendalian


a). Kultur teknis

Penggunaan benih sehat,
Pergiliran tanaman,
Perbaikan drainase, agar tidak terjadi genangan air dan kelembaban yang tinggi,
Sanitasi dengan mengeradikasi tanaman terserang dengan cara dicabut dan dimusnahkan.

b). Pengendalian hayati

Pemanfaatan agens hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. yang diaplikasikan pada kantong pesemaian sebanyak 5 gram per kantong, 3 hari sebelum penanaman benih atau bersamaan dengan penanaman benih. (Penggunaan agens hayati Trichoderma spp. dan Gliocladium spp. seperti pada Lampiran 4.).

c). Pengendalian kimiawi

Dalam hal cara lain tidak dapat menekan serangan penyakit, dapat digunakan fungisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian